Sabtu, 22 Juni 2013

berubah

Semua orang berubah, satu persatu, menjadi sesuatu yang baru, menjadi sosok lain yang tak lagi aku kenali. Sebegitu mengerikannya kah hidup ini? hingga terkadang mengikis ‘jiwa’ seseorang, menenggelamkan sebuah jati diri, memaksa untuk menjadi orang lain. Mereka bilang ini hal yang sangat wajar, waktu memang bisa berbicara banyak. Mengubah semua cerita, membolak-balikkan takdir. Tapi entah kenapa, aku, menjadi satu-satunya orang yang tak mengerti.

Satu-satunya yang masih terjebak dengan cerita lama. Satu-satunya yang merasa yakin mereka semua masih sama, seperti dulu, saat tawaku masih berderai bersama mereka. Aku pikir waktu hanya membekukan kehangatannya sementara, saat jarak kembali dekat, semua bisa mencair kembali. Hal yang dulu terasa lucu bagiku dan mereka, kukira masih akan tetap terasa lucu hingga sekarang. Ya, aku kira, karena ternyata aku salah. Semua orang telah berubah, satu persatu.

Apa waktuku yang berputar begitu lambat? Tak bisa menyamai mereka. Tak mengerti asbab perubahan-perubahan mereka. Mereka yang dulu, yang aku kenal dengan baik, kini tiba-tiba hilang entah kemana. Saat kutemui wujudnya, wajahnya masih sama, senyum mereka masih sama, namun jiwa mereka terasa seperti orang lain. Yang dulu hangat, entah mengapa kini menjadi dingin. Yang dulu memiliki senyum ceria, entah mengapa kini menjadi begitu serius. Yang dulu berprinsip, entah mengapa kini mudah tergoyahkan. Mendadak aku rindu sosok-sosok mereka yang dulu.


Atau mungkin, aku satu-satunya orang yang tak menyadari bahwa aku pun berubah. Berubah entah menjadi apa, entah seperti apa. Apa dewasa itu artinya menjadi sosok yang lain? apa itu alasannya mengapa orang dewasa begitu berbeda dengan anak-anak? Karena waktu memang punya hak untuk berbicara banyak? Lagi dan lagi, aku tak mengerti. Sama tak mengertinya saat tak lagi aku temui sosok yang ‘dulu’ dalam dirimu. Ya.. semua orang memang berubah, entah semakin baik, atau semakin buruk.


Read More »»

Rabu, 12 Juni 2013

gak ngerti lagi -__-

Gak ngerti lagi. Aku sendiri gak bisa lagi ngertiin orang yang namanya zahrah itu *nunjuk diri sendiri. Ini udah yang ke berapa kali? Ngelakuin sesuatu itu rasanya penasaran aja kalo gak pake embel-embel ceroboh. Entah apa yang salah, Isi otakku kah? Ada synapsis yang gak tersambung dengan baikkah? Atau emang karena sel-sel neuron aku yang lemot? Aaaaaaaaaaaaa....! setiap ngelakuin hal bodoh berasa ingin ceburin diri ke sumur yang daleeeeem banget, atau berasa ingin jedukin kepala ke tembok sampai bagian yang salah dari isi otakku ini bisa bener. Aku sendiri bertanya-tanya, kenapa bisa ada spesies manusia macam orang iniiiiiii??! *ngeliatcermin

Sungguh, Allah itu Maha Baik banget, yang udah mengirimkan aku sahabat-sahabat dengan hati yang lapang seluas samudera pasifik. Sahabat-sahabat yang sabaaaar banget menghadapi aku yang penyakitnya bukan semakin sembuh, eh, malah semakin bertambah setiap harinya. Hingga aku selalu punya temen dalam menghadapi setiap efek negatif dari kebodohan yang aku lakukan sendiri. bahkan sering banget mereka ini ikut terimbas efek negatif dari kebodohan yang aku buat, ikut rempong sana-sini nemenin aku memperbaiki kesalahan akibat kecerobohanku yang gak ada habis-habisnya. Kecerobohan demi kecerobohan yang demi menjaga aib, aku gak bakal menceritakan secara detil semuanya disini. haha..

Tadi, kasus lupa nyabut ATM dari mesin ATM itu terulang lagi. TERULANG LAGI sodara-sodara! What? Bisa-bisanya aku tahu disana ada lubang buaya, pernah kejebak disana, terus udah selamat dari sana, tapi dengan bodohnya aku masuk lagi ke lubang itu?!. Hufh, gak ngerti lagi. Gak ngerti lagi harus gimana dengan ini orang *nunjukdirisendirilagi*.  Untung kasus kali ini gak serempong sebelumnya, yang membuat aku harus ngurus ini dan itu agar kartuku kembali. Syukurlah tadi ada mbak-mbak berhati malaikat yang berbaik hati telah menyelamatkan ATM aku itu, walau isinya gak seberapa, tapi itu tetap aja duit cuy! Mau makan apa aku di tanah rantau ini kalau kiriman dari orangtua ludes gara-gara aku lupa nyabut ATMnya?? Hah! Aku bisa ngerti banget kenapa vita dan bety suka pengen nabok setiap kebodohan beruntun ini terjadi. Gemes pengen nyakar, pengen ngejambak, pengen ngebabak-belurin aku. Sekarang pun aku sedang bersiap diri, menyiapkan hati dan telinga untuk nerima ceramahan mereka di saat makan malam nanti .__.

Heran, gak tobat-tobat. Padahal baru aja kemarin aku dibuat mingkem sama vita dan bety, di ceramahin karena untuk yang kesekian kalinya aku lupa ngambil dompet yang biasanya aku simpen di keranjang sepeda (kalau pergi makan, terus lagi pake baju yang gak ada sakunya, biasanya narok dompetnya di keranjang sepeda). Lupa ninggalin gitu aja dompetnya di keranjang, dan sepedanya ditinggalin di parkiran, setelah selesai makan pas mau bayar, baru inget dompetnya masih disan .__.
Ish! Si zahrah mah! Gimana kalau ada yang ngambil coba?? Itu dompeeeet, isinya walau gak ada duitnya juga tetep aja penting! *kata-kata bety setiap sewot karena masalah ini.

Padahal udah diultimatum juga sama abang dokter sebelumnya, setiap keluar rumah, inget, bener-bener harus inget barang-barang penting yang dibawa. Dompet, kunci, hape. Boro-boro dah, kadang pergi ke kampus juga suka lupa kunci pintu kamar kosan. Pas pulang, suka kaget gitu ternyata kosan gak terkunci seharian. Hiks, aku harus gimanaaaaaaaaa??! T__T

ini semakin parah aja. Lupa, ceroboh, dan gampang dibohongin orang(udah, bagian yang ini gak perlu diceritain disini karena buanyak banget yang bikin malu!). sekarang aku ngerti kenapa dulu orangtua berat banget ngelepasin anak gadisnya -yang ternyata emang sangat mengkhawatirkan ini- hidup sendirian di negeri orang. Kalau kata abi mah, sasaran empuk untuk dihipnotis orang. Bahkan kalau pergi bareng adek pun, ummi suka bilang ke adek, “titip tuh, jagain tetehnya”. Kebalik kan seharusnyaaaa -_-


Pokoknya gak ngerti lagi! Gak ngerti lagi harus kayak gimana, gak ngerti lagi harus ngapain. Udah berusaha banget biar hidup bisa tenang, tapi entah itu dari arah yang mana, pasti selalu adaaaa aja hal bodoh yang gak sengaja aku lakukan terus akhirnya bikin hidup yang udah rempong ini semakin rempong. Duh, ya Allah, bener-bener pengen tobat T_T
Read More »»

Minggu, 09 Juni 2013

"She"

Sejak lahir, aku punya sahabat. Kami ditakdirkan untuk selalu bersama kapanpun dan dimanapun aku berada. Kami tumbuh bersama, belajar bersama, melakukan banyak hal bersama, bahkan menyukai orang yang sama. Tak pernah sekalipun terpisah. Dia yang menemaniku dikala susah maupun senang, dia-lah yang paling setia. Bahkan orangtuaku pun, menyebutku anak yang beruntung karena memiliki dia. Ya, mungkin dia memang anugrah terindah yang dikirimkan tuhan untuk menemani hidupku, karena tak semua orang yang bisa memiliki dia.

Dalam beberapa hal, kami ini memiliki banyak kesamaan. Mulai dari cara berpikir, cara memahami orang, hobby, pelajaran yang dibenci, makanan favorit, dan tipe cowok yang disukai. Banyak sekali hal yang sama-sama kami sukai, ataupun sama-sama tidak kami sukai. Bedanya, aku tumbuh dan dewasa menjadi anak heboh dan cukup supel (kata orang sih). Sedangkan dia, tumbuh menjadi sosok yang pendiam dan tertutup. Dia tak pandai bercakap dengan orang lain. Hanya beberapa orang saja yang bisa mengenalinya dengan baik, itupun aku yang menjadi perantaranya. Sebegitu tergantungnya dia padaku. Dulu, aku masih bisa memahaminya. Iya, dulu, selagi ia tak banyak menuntut seperti sekarang.

Selama dua tahun ini, dia sedikit banyaknya berubah dari yang aku kenal dulu. Entahlah, semakin kesini dia semakin banyak mengeluh, mengomel, menuntut ini dan itu. Mulai dari persoalan organisasiku di kampus, atau dunia akademik, hingga persoalan aku dengan orang-orang sekelilingku. Membatasi kebebasanku, menghalangiku melakukan hal-hal yang aku sukai. Di depan orang lain ia bisa tenang dan tak berulah, tapi saat hanya ada aku dan dia, keluarlah sifat aslinya itu. Sungguh menipu. Untunglah masih ada beberapa orang yang bisa mengenali sifat aslinya itu, hingga beberapa kali aku dikuatkan untuk menghadapinya. Semakin kesini aku jadi semakin tak mengerti, entah maunya apa. Bukankah dia adalah anugrah?

Disaat ia mengeluh dan mengomel, aku masih bisa meladeninya dengan tenang. Tanpa bermuka kusam, tetap bersikap riang seperti biasanya. Disaat ia menuntutku, terkadang aku jengah juga dengannya. Hingga hariku bisa kacau dibuatnya, tugas-tugasku tertunda, dan banyak deadline yang terabaikan, hanya untuk memenuhi tuntutannya itu. Karena aku jengah, terkadang kamipun terjebak dalam pertengkaran hebat. Yang membuatku hanya bisa menangis sendirian diatas kasur. Yang terkadang membuatku berpikir bahwa kehadiran dia dalam hidupku adalah sebuah ketidakberuntungan. Yang terkadang membuatku ingin segera berpisah, tak mau lagi bersahabat dengannya. Tapi mau bagaimana lagi? Hidupku pun tergantung padanya. Sebelum aku mati, aku tak akan pernah bisa berpisah dari dia.

Namun belakangan ini aku mencoba melapangkan hati. Mencoba untuk dewasa menghadapinya sebagai takdir hidupku. Mencoba untuk tetap tersenyum ketika dia kembali mulai menuntut ini dan itu. Mendengarkannya dengan tenang, saat ia berbicara sesuatu yang sebenarnya tak kumengerti. Sakit? Tentu, sakitnya masih sama. Bagaimanapun persahabatan tanpa adanya saling pengertian itu menyakitkan. Menyiksa hidup dan sering membuatku menangis. Tapi setidaknya belakangan aku semakin kuat, bisa menerimanya dengan apa adanya. Walau aku sendiri masih mencari, apa alasan dibalik anugrah ini. Kenapa aku yang harus bersahabat dengannya, kenapa hanya aku? Mungkin, kelak, entah diusiaku yang keberapa. Aku akan semakin mengerti dia dan menemukan alasan dibalik kehadirannya.


#Siapa dia? dialah, yang selalu berdetak tanpa henti. Agar aku dapat tetap hidup menikmati kefanaan yang ada di dunia ini.


Read More »»

Kamis, 06 Juni 2013

Motivasi dari Bang Tere Liye

Berawal dari novel yang judulnya “Hafalan Surat Delisa”, aku jadi suka banget dengan karya-karyanya bang Tere Liye. Semua karyanya punya sudut pandang yang gak biasa seperti penulis-penulis lainnya, bahasanya menyentuh tapi ringan untuk dibaca, dan selalu bikin aku berasa ikut terlibat dalam cerita setiap ngebaca karya-karyanya itu. Dan yang paling bikin aku suka adalah, semua karyanya punya nilai moril bahkan berisi ajaran-ajaran islam yang dengan hebatnya dapat beliau kemas secara unik. Dan menjadi sebuah keberuntungan tersendiri buatku, bisa bertemu dan belajar dari beliau hari ini >__<

Talkshow tentang ‘Kekuatan Sebuah Pena’, dengan narasumbernya bang Tere Liye. Makasih banget pokoknya mah buat BEM KM UGM yang udah bersusah payah mengadakan acara ini dan berhasil menghadirkan bang Tere di depan mata kepalaku sendiri. Perkiraan awal, aku kira bang Tere ini seperti seorang om-om yang dari tampilannya pun terlihat religius, ternyata aku salah. Agak kaget juga sebenernya tadi, pas tiba-tiba bang Tere muncul dari salah satu pintu dengan kostum anak muda ala boyband jaman sekarang. Wuiih, penulis religius yang gaul sekali! Pas melihat wajah beliau secara langsung, aku jadi teringat dengan salah satu tokoh utama di film korea “A Gentleman’s Dignity”, rada mirip-mirip gitu. Apalagi karena beliau matanya agak-agak sipit dan tampilannya yang seperti boyband itu, jadi terlihat semakin mirip! *oke gapenting*



Ada kata-kata beliau yang agak menohokku. Sebenarnya banyak sih kata-kata beliau yang menohok dan menyemangati, tapi satu kalimat ini bener-bener membuat aku tenggelam dalam rasa penyesalan. Bang Tere bilang, “Setiap orang dapat dikalahkan oleh waktu”. Jleb, jadi keinget aja udah bertahun-tahun waktu terbuang sia-sia tanpa ada prestasi yang ngebanggain, khususnya dalam hal menulis ini. Selalu punya keinginan untuk jadi penulis hebat yang terkenal, bisa menerbitkan buku yang best seller, dan juga menjadikannya dalam bentuk film >.< gaya-gayaan doang nempelin tekad itu di dinding biar termotivasi. Tapi prakteknya, masih moody banget. Bener-bener suatu hal yang sekarang aku sesali -_-

Padahal gak sedikit juga yang bilang, “kamu bakat nulis lho ra!”, “Tulisan kamu bagus zah!”, “Ayoo.. kirimin karya-karyanya ke penerbit!”, atau gini “aku mau deh jadi pembeli pertama buku karya kamu, ra”. Bahkan dulu juga guru Bahasa Indonesia aku pernah menyuruhku mengirimkan tugas cerpen yang aku kumpulkan, ke salah satu penerbit koran. Cerpenku bagus kata beliau, dan aku punya bakat untuk menulis. Heeem.. bener-bener gak ada unsur menyombong atau gimana, tapi aku bener-bener senang dan bangga dinilai seperti itu. Hanya saja... akunya yang gak pandai memanfaatkan apa yang orang-orang sekitar sebut dengan ‘bakat’ itu. Waktu terus aja berlalu, tanpa mengasah bakat, tanpa ada karya yang berarti, dan tanpa ada keberanian untuk mengirimkan karya-karyaku ke penerbit manapun. Seperti yang dikatakan bang Tere, aku telah terkalahkan oleh waktu.

Padahal bang Tere bilang, ingin jadi penulis itu butuh konsisten, tekun dan teguh. Menulis apa saja, tentang topik apa saja mulai dari yang ringan, sepele, atau bahkan gak penting. Tapi konsisten! Jangan pernah berhenti menulis walau tulisan kita pun tidak bisa sebaik tulisan-tulisan para penulis terkenal. tapi, hey.. para penulis terkenal itupun pasti memulainya dari bawah, memulainya dari membiasakan diri dengan menulis. Hingga kemampuan menulis karya yang hebat itu datang dengan sendirinya lewat keterbiasaan kita dalam menulis. “Menulislah! Karena menulis itu adalah pekerjaan menebarkan kebaikan hingga pada batas-batas akhir. Menulis itu berarti menciptakan nyala terang dalam hidup. Dengan menulis kita bisa mengubah hidup kita sendiri, hidup orang lain, bahkan mengubah dunia” kata bang Tere.

Dari talkshow ini aku jadi tahu bagaimana menjadi penulis yang hebat itu. Harus bisa melatih diri untuk menemukan sudut pandang yang spesial dari suatu hal, berfikir kreatif tentang suatu hal yang tidak bisa orang lain pikirkan. Harus memperbanyak amunisi lagi, baca buku! Karena gimana bisa menulis dan karya kita mau dibaca orang lain kalau kitanya sendiri gak mau membaca. Bang Tere juga bilang, gak ada tulisan yang baik dan tulisan yang jelek, yang ada hanya tulisan yang relevan atau tidak relevan dengan pembaca. Mungkin bisa jadi tulisan kita dianggap tidak menarik bagi seseorang, karena seseorang tersebut merasa tulisan kita tidak relevan dengan apa yang dia alami dan ia pahami. Tapi bisa saja, ada orang lain, bahkan banyak orang yang merasa kalau tulisan kita bener-bener sesuai dengan kehidupannya sehingga dengan membaca tulisan kita orang tersebut merasa bermanfaat. Dan ketika kita merasa tulisan kita belum bisa bermanfaat bagi banyak orang, setidaknya tulisan kita bisa menemani atau menghibur pembaca yang membacanya. Jadi intinya, jangan pernah berhenti untuk menulis!



Hweew... gak ada orang yang tahu betapa merindingnya aku mendengar kata-kata beliau >.<
Benar-benar memotivasi, mencambuk, dan mengembalikan semangat lama yang telah padam. Mungkin aku memang sudah terkalahkan oleh waktu, tapi terlambat bukan berarti sama sekali tidak bisa mencapai apa yang telah orang lain capai. Aku jadi merasa harus berlari, mengejar waktu yang hilang, mencari kesempatan yang terabaikan. Walau sekarang aku sendiri masih terjebak dalam tumpukan-tumpukan laporan dan tugas kuliah, tapi aku tetap yakin, suatu saat pasti bisa. Pasti bisa seperti bang Tere Liye! Fighto, raaaa!!

Read More »»

Minggu, 26 Mei 2013

hey, hati :)


Mau seberapa menyakitkan sebuah kejadian, jika kita mempunyai hati selapang lautan, ditumpahkan racun paling mematikan se-kontainer sekalipun, tetap akan larut, tidak terasa.
Tetapi kalau hati itu sempit, satu tetes berbisa saja cukup untuk membuat hidup kita 'binasa' sehari, seminggu, bahkan berbulan-bulan.
Melapangkan hati adalah pekerjaan panjang, perlu latihan, berkali-kali jatuh-bangun, dan jelas membutuhkan ilmu dan pemahaman baik. Tidak mengapa gagal, besok lusa tidak terasa hatinya sudah semakin luas.
*Tere Liye, rp

Hey, hati. Kenapa belakangan begitu sempit? Sedikit saja tergores, sudah berurai pula air mata itu. Mana kedewasaan yang selama ini susah payah kau bangun?  Mana keyakinan yang selama ini mengakar kuat dalam dirimu? Mana ketegaran yang dulu?

Semakin mudah saja kau pecah, hanya karena masalah sepele. Semakin mudah saja merasa sesak, hanya karena kegagalan yang sedikit. Belakangan, semakin sering pula kau bertanya mengenai takdir. Yang seharusnya tak boleh kau salahkan. Kenapa hidup ini begini? Kenapa aku? Kenapa bukan mereka? Memangnya aku salah apa sehingga harus begini?

Hey, hati. Bukankah selama ini kau sudah paham? Semua cerita punya sisi indahnya masing-masing. Semua takdir itu punya sisi manisnya tersendiri. Namun, hanya orang-orang beruntung yang dapat melihatnya. Apa matamu buta? Sehingga tak berhasil masuk dalam golongan orang-orang yang beruntung itu.. Ayolah! Buka matamu, pertajam ia, hingga ia dapat melihat semua hikmah terindah yang ada dibalik semua ini!

Hidup mungkin terkadang terlihat tak adil, terkadang kesusahan selalu ditambah dengan kesusahan-kesusahan yang lain. Terkadang kebahagiaan, juga selalu ditambah dengan kebahagiaan yang lain. Terasa timpang, antara si kaya dan si miskin. Tak seimbang, antara si yatim piatu dan yang memiliki orangtua penyayang. Tak adil, antara bocah kumal jalanan dan bocah manja dengan macam-macam mainan mahalnya. Tapi tahukah kau hey, hati? Tuhan sudah menggoreskan keadilannya dibalik semua yang kau anggap tak adil itu. Jangan melihat ke-tak adilan itu hanya dari kacamata manusia yang sejatinya tak pernah puas. Tapi lihatlah dengan matamu, mata hati! Maka kau akan menemukan ribuan kasih sayang Tuhan yang terselip dalam setiap kejadian.

Ayolah.. lapangkan hatimu! Dewasakan ruhmu, hingga kau menjadi orang-orang yang beruntung di bumi ini. Allah itu selalu ada, bahkan disaat kau dengan mudah melupakanNya. Allah itu tak pernah meninggalkanmu, bahkan setelah ribuan kali kamu meninggalkanNya. Perjalanan yang sulit ini adalah hadiah dariNya untukmu yang kelak akan menjadi orang besar. Takdir yang pahit ini adalah janjiNya untuk takdir yang lebih baik suatu saat nanti. Setiap orang sudah digariskan jalan hidupnya, sudah ditentukan perannya, sudah dijatahkan rezekinya dengan seadil-adil pengadilanNya. Ayok, bangun lagi kedewasaanmu itu, pupuk lagi ketegaran yang dulu. Siapkan diri untuk rencana besar yang sudah disiapkanNya. Yakin, Allah itu tak pernah ingkar dengan janjiNya.. :)


Read More »»

Jumat, 24 Mei 2013

Bersahabat dengan ular :D

Sebenernya, selama 18 tahun aku hidup sebelumnya, sama sekali tak pernah terpikirkan bahwa saat memasuki dunia kuliah aku akan bersahabat dengan hewan reptil, khususnya ular. Bisa dibilang dulu aku merasa agak ngeri juga dengan makhluk yang satu itu, karena kebanyakan film yang aku tonton tentang hewan itu sudah pasti memperlihatkan sisi keganasannya. Sebut aja film anaconda yang bisa melahap tubuh manusia dewasa dalam sekali telan, atau tentang film ular derik yang katanya bisa-nya dapat menular kemana-mana, atau juga film tentang ular kobra yang kelihatan mengerikan saat tubuhnya sudah membentuk seperti sendok. Macam-macam dah. Tapi entah kenapa, bagiku sekarang, hampir setiap ular itu terlihat lucu dan menggemaskan >.<!

Berawal dari mas tanjung yang memperkenalkan aku dengan momo (Ptyas mucosus) pas perkenalan kelompok studi di masa ospek dulu. Itulah pertama kalinya aku memegang hewan panjang meliuk-liuk itu. Awalnya gemetaran, takut-takut ular itu mengigit, atau tiba-tiba menyerangku. Tapi kata mas tanjung dulu, asal kita memegangnya dengan perlahan, gak kagetan, bisa membuat ular itu nyaman, maka semuanya akan aman-aman aja. Jadilah sejak itu aku berteman bahkan bersahabat dengan ular. Setiap kali melihat ular rasanya aku exited ingin berkenalan secara langsung! Ingin berkesempatan memegangnya, melilitkannya ditangan atau dileher sendiri (yang gak berbisa tentunya, karna kalau untuk ular berbisa, ada treatment khusus kalau ingin megang). Ada macam-macam ular yang sempat dipelihara di liang. Mulai dari ular python, macam-macam colubrid, bahkan kobra pun ada. Beberapa dari mereka sudah ada yang berhasil aku akrabi :D

Pengalaman yang paling menegangkan sekaligus menyenangkan adalah saat aku belajar handling ular kobra dengan tangan kosong. Tanpa alat, tanpa pengaman, hanya bermodal teknik amatiran, kehati-hatian dan kesiap-siagaan(halah). Waktu itu hari libur, di rerumputan kampus untuk pertama kalinya aku belajar ‘pedekate’ dengan yang namanya kobra, ular yang dikenal orang-orang awam sebagai ular yang paling nyeremin. Padahal menurut para senior ahli serpentes di KSH, justru nge-handling kobra itu jauh lebih gampang dibandingkan ular-ular lainnya. Asal kita tau tekniknya, dan bisa tenang gak panikan, pasti itu kobra bisa ditaklukan. Deg-degan gila saat jarak antara aku dan si kobra itu kurang dari semeter, waktu itu aku masih tremor sama yang namanya ular berbisa. Masih belum berani megang ular berbisa apalagi ular sekelas kobra yang punya toksin tipe neurotoksin. Sekali gigit, walau sedikit, akibatnya bisa bener-bener fatal. Tapi setelah sekian lama berlaga ditengah rerumputan(helah..), akhirnya ular kobra itu berhasil juga aku tangkap dengan tangan sendiri. Yeay! >.<! bener-bener girang dan pengen teriak dalam hati. Saat itu cuma satu yang aku pikirin, coba aja adek-adekku bisa melihat aksi kakaknya ini yang sedang menantang maut. Hahaha.. ngedadak ngerasa keren saat itu juga XD

with Enhydris, Xenochrophis, Morelia and Ptyas mucosus

Megang ular, mungkin emang udah biasa bagi anak-anak KSH. Tapi kalau digigit ular, hanya orang-orang beruntunglah yang bisa merasakannya, haha. Aku pernah sengaja digigit oleh ular Gonyosoma oxycephala. Ular hijau panjang yang hiperaktif, bener-bener hiperaktif. Kalau ular ini dilepas buat latihan handling, bisa-bisa semua anak serpentes dikerahkan untuk menjinakkan ular hiperaktif itu. Ngamuk kerjaannya, brutal banget dan gak ramah walaupun sama yang punya. Ckckck.. tapi justru disitulah nilai tantangannya buat bisa akrab dengan ular itu. Gimana rasanya digigit? Haha, susah sih dijelasinnya, kalau mau tau ya coba aja sendiri :p rasanya unik >.<!

Kalau digigit sama ular yang gak berbisa, insyaAllah bakal aman-aman aja. Cuma berdarah-darah dan ninggalin bekas luka yang dalam waktu beberapa lama bisa kering sendiri. Semua jadi masalah kalau yang mengigit itu adalah ular berbisa, sekecil apapun, kalau ularnya itu punya bisa tinggi, tetep aja berbahaya bahkan bisa menyebabkan kematian. Bahkan kata para senior, bayi ular berbisa itu jauh lebih bahaya daripada ular dewasa, karena dia masih kecil, belum ngerti gimana caranya mengontrol berapa banyak bisa yang harus dia keluarkan saat mengigit mangsanya. Bisa-bisa semua ‘bisa’ yang dia punya dia keluarkan untuk mangsanya, dan itu bakal jauh lebih berbahaya lagi. Ini dia yang awalnya bikin aku masih enggan megang ular berbisa(sebelum berhasil handling cobra). Kita gak pernah tau seberuntung apa kita disaat sedang berhadapan dengan ular berbisa. Sebelumnya ada sih, seniorku di KSH yang kegigit ular cobra waktu latihan handling. Alhasil, senior aku itu langsung dilarikan ke rumah sakit dan harus dirawat beberapa hari. Dan biaya yang keluar bener-bener gak sedikit untuk perawatan gigitan ular berbisa tinggi itu. Untung aja cepet penanganannya, langsung dikasih anti venom saat itu juga. Kalau terlambat, yah, wallahu a’lam >__<

Pernah di satu moment, aku nemu ular yang masih bayi di rerumputan kampus. Namanya ular Rhabdophis sp. Iseng, dan naluri ‘pengen kenalan’ku pun langsung on! dengan sedikit berusaha akhirnya bayi ular itupun berhasil aku pegang dengan tangan sendiri. Yah, yang namanya juga pertahan diri dari hewan, saat aku pegang spontan bayi ular yang lucu imut-imut itu langsung menggigit jari telunjuk kanan-ku. Teng... aku sempat terpana beberapa saat melihat bagaiman si bocah ular itu menggigit jariku. Temenku yang panik gak karuan, karena ternyata, si bocah kecil itu adalah ular berbisa. Maklum, ilmuku tentang ular juga sebenernya masih cetek banget, jadinya lupa gitu kalo ular yang aku tangkep ternyata berbisa. Hehee.. dan akhirnya saat itu juga aku langsung dibawa ke UGD. Wewwh.. -__-

Untunglah aku hanya sebagai korban gigitan kering (gigitan kosong) dari si baby Rhabdophis itu. Artinya, dia belum sempat mentransfer bisanya ke jariku yang sangat beruntung ini. itu karena ular Rhabdopis adalah ular dari familia Colubridae yang memiliki tipe gigi bisa ophistoglypha(gigi bisa dibelakang). Jadi, saat menggigit mangsanya, butuh proses agak lama untuk bisa mengeluarkan ‘bisa’nya pada mangsa. Fiuuuh... untunglah aku selamat :D gak kebayang kalau bener-bener sempet kena ‘bisa’nya. Bakal harus diinfus antivenom dan dirawat di rumah sakit, dan itu semua biayanya MAHAL! Yakalii.. bisa kaget juga kan keluarga di rumah kalo aku minta duit untuk biaya rumah sakit karena digigit ular berbisa. Bisa-bisa ditarik balik ke Padang lagi .__.

Rhabdophis *imut kan?? >__<

Tapi pengalaman digigit ular berbisa itu (walaupun yang gigit masih baby), adalah pengalaman yang paliiiing keren kedua setelah pengalamanku handling Cobra sebelumnya. Mendadak jadi artis saat itu juga. Haha.. Karena saat itu juga banyak yang pada nanyain kondisi aku setelah digigit. Terutama anak-anak liang, mereka malah rame banget nyorakin keisengan aku yang berbuah masuk UGD itu. Lagian ular berbisa pake ditangkep-tangkep segala -__-

Untuk selanjutnya, sebenernya aku pengen banget bisa lebih mengenal seluk beluk tentang ular. Pengen juga jadi ‘ahlinya’ ular di KSH. Tapi karena sesuatu dan lain hal, juga karena kesibukan akademik yang lebih menekan, jadinya aku gak bisa fokus memperdalam ilmu tentang ular. But, it’s okey! Karena bisa akrab dengan ular aja, itu udah bener-bener jadi pengalaman hebat buatku! :D

Read More »»

Minggu, 12 Mei 2013

hmm :D

dan karena seseorang belakangan jadi sukaaaa banget muter lagu ini >__<
#thank's karna udah jadiin aku pendengar pertama untuk lagu yang pertama, senpai! walau konsernya akhirnya gagal. haha :p


"Little Things"
(one direction)

Your hand fits in mine
Like it's made just for me
But bear this in mind
It was meant to be
And I'm joining up the dots with the freckles on your cheeks
And it all makes sense to me

I know you've never loved
The crinkles by your eyes
When you smile
You've never loved
Your stomach or your thighs,
The dimples in your back at the bottom of your spine
But I'll love them endlessly

I won't let these little things slip out of my mouth
But if I do
It's you
Oh, it's you they add up to
I'm in love with you
And all these little things

You can't go to bed without a cup of tea
And maybe that's the reason that you talk in your sleep
And all those conversations are the secrets that I keep
Though it makes no sense to me

I know you've never loved
The sound of your voice on tape
You never want
To know how much you weigh
You still have to squeeze into your jeans
But you're perfect to me

I won't let these little things slip out of my mouth
But if it's true
It's you,
It's you they add up to
I'm in love with you
And all these little things

You'll never love yourself half as much as I love you
You'll never treat yourself right, darling, but I want you to.
If I let you know I'm here for you
Maybe you'll love yourself like I love you, oh.

And I've just let these little things slip out of my mouth
'Cause it's you,
Oh, it's you,
It's you they add up to
And I'm in love with you
And all these little things

I won't let these little things slip out of my mouth
But if it's true
It's you,
It's you they add up to
I'm in love with you
And all your little things


"Marry Your Daughter"
(Brian Mcknight)

Sir, I'm a bit nervous
'Bout being here today
Still not real sure what I'm going to say
So bare with me please
If I take up too much of your time,
See in this box is a ring for your oldest
She's my everything and all that I know is
It would be such a relief if I knew that we were on the same side
Very soon I'm hoping that I...

Can marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
When she walks down the isle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter
She's been hearing for steps
Since the day that we met (I'm scared to death to think of what would happen if she ever left)
So don't you ever worry about me ever treating her bad
I've got most of my vows done so far (So bring on the better or worse)
And tell death do us part
There's no doubt in my mind
It's time
I'm ready to start
I swear to you with all of my heart...

I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the isle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

The first time I saw her
I swear I knew that I say I do
I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the isle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

ps : kapan-kapan nyanyi lagi ya? :D


Read More »»

Selasa, 02 April 2013

aku (emang) masih bocah


Tiba-tiba aja keinget dengan percakapan antara aku dan vita pas lagi kelas sishew. Tentang seorang temen sekelas, seangkatan, seukuran(loh?) yang sekarang lagi hamil lima bulan. What theeee.... HAMIL??! Jelas-jelas aja aku kaget saat itu juga! Gimana enggak, bahkan kabar pernikahan dia yang di semester tiga kemarin (semester dewa kalau di fakultas biologi) itu aja udah bikin aku ternganga. Di semester tiga, disaat aku tidur diselimutin sama laporan, dia udah harus ngurus suami. Di semester tiga, disaat aku guling-guling karena praktikum bejibun, dia udah berkeluarga. Dan sekarang, di semester empat ini, dia hamil. Saluuuuuttt... asli salutnyaa >.<!

Hem, nikah dini emang bukan jadi hal yang aneh lagi sih di jaman sekarang. Udah banyak orang yang memutuskan untuk cepet-cepet nikah daripada nambah-nambahin dosa (you know what I mean lah..). Jadi sebenernya, berita pernikahan temen aku ini juga bukanlah sesuatu yang gak wajar, bagus malah kan. Mungkin aku terkesan lebai, tapi ya kaget aja, kalau ditanya ke semua anak biologi UGM, atau bahkan ditanya ke dosen-dosennya pun, pasti sepakat kalau semester tiga-empat itu adalah semester yang paling berat. Mulai dari praktikumnya, laporannya, tugas-tugasnya, ada proposal ini itu pula, praktikumnya juga ada yang praktikum lapangan lagi, deadline ini itu pokoknya bener-bener semester yang crowded sangat. Bener-bener pilihan yang harus matang kalau mutusin mau nikah dalam rentang waktu itu. Tapi, namanya juga jodoh ya? Gak kenal tempat, gak kenal waktu, kapan udah di takdirkan, ya langsung! Makanya salut banget aja sama temenku itu, dia pasti udah jauh lebih dewasa, lebih matang, udah pantes jadi seorang ibu, makanya dia siap menikah di saat usianya masih muda banget gitu (kalau tahun kelahirannya sama denganku, berarti pas dia nikah umurnya masih 19-an).

Itu baru aja nikahnya, awalnya aku kira, dia nikah tapi belum bakal mutusin untuk punya anak. Aku kira dia bakal menunggu sampai memasuki semester-semester yang lebih tenang. Tapi sekali lagi, yang namanya rejeki, dia dikasih duluan, masak mau ditolak?? Aku sempet terpana gitu, pas ngeliat dia jalan dengan hati-hati sambil ngejaga kandungannya. Padahal dia kecilnya gak jauh beda sama aku, tapi perutnya udah berisi >.< isi kepalanya juga pasti udah prepare untuk jadi seorang ibu. Mentalnya udah disiapin buat ngelahirin anak (yang pastinya itu bakal sakit banget-banget). Dan hidupnya juga pasti udah di dedikasikan untuk calon anaknya kelak. Waa,waa.. semoga dia dan calon bayinya sehat-sehat aja ya, dan semoga persalinannya nanti juga bisa lancar-lancar aja. Siapa tau sesekali ntar dia bawa anaknya ke kampus, jadi aku bisa kenalan sama dedek kecilnya :D

Eh, ini bukan karena aku kepengen ya -__-
yakali, berkeluarga secepat itu. Buat aku yang masih ‘begini’, itu bener-bener masih belum mungkin. Ngeliat temen aku itu, aku jadi nyadar betul kalau ternyata aku ini masih bocah. Pikiranku masih anak-anak, tingkahku juga banyak yang belum dewasanya. Jangankan ngurusin orang lain, ngurusin jam makan sama istirahatku sendiri aja masih berantakan banget. calonnya aja belum ada (uhuk). Adekku yang terakhir juga masih kecil banget, gak kebayang kalau adekku yang masih kecil itu dalam waktu singkat ngedadak jadi ‘oom’ (aaa... ngebayanginnya aja ngeri >.<).

Perjalananku masih panjaaaaaang banget gak tau sepanjang apa. Aku masih punya kewajiban makmurin adek-adekku dulu (kakak yang bertanggungjwab ceritanya mah). Aku juga masih pengen bisa manja-manja sama ortu, belum siap untuk manja-manjain anak >.< walau aku bener-bener suka sama anak kecil, tapi aku bisa sabar kok menunggu sampai waktu yang tepat tiba. Sekarang mah, mantepin akhlak dulu, fokus kuliah dulu, cumloud-in IPK dulu, lulus dulu, bahkan kalo bisa ke Jepang dulu :D atau mungkin cari kerjaan dulu setelah kuliah S1, biar bisa bantuin biaya sekolah adek-adek.

Tuh kan, tanggung jawabku sebagai anak dan kakak aja masih banyak banget yang belum terpenuhi. Disaat ada temen-temen yang bilang pengen nikah di usia 21, atau selepas lulus kuliah, heem.. aku masih pikir-pikir lagi deh. Aku pengen mengepakkan sayapku dulu kemana-mana sebelum harus terikat. Nyadar juga kalau masih jauh dari siap, nyadar kalau aku ini masih bocah. :3

 Someday, pasti!



Read More »»

Senin, 01 April 2013

:D

pas buka foto-foto lama bareng anak KSH, gak tau kenapa, suka aja liat foto yang satu ini. Senyumnya pada sumringah bangeet :)

semoga nanti, walau kita udah pada lulus semua, kita tetep gak saling ngelupain ya. namanya juga keluarga, mana boleh dilupain. :')
#KSH JAYA, KSH!!


Read More »»

Minggu, 31 Maret 2013

anak kosan gak boleh sakit!


Sakit itu gak ada yang enak ya. Apalagi untuk anak rantau yang ngekos. Semuanya serba harus ngurusin sendiri, mulai dari maksain makan, minum obat, bahkan ngompresin kening sendiri. Sedih banget, gara-gara ini aku jadi homesick akut pake banget-banget. Kalau sakit dirumah kan rasanya lebih enakan, makan bisa dibikinin sesuai selera, bahkan terkadang disuapin, ada yang ngompresin, dimanja-manjain, dibeliin makanan ini itu dan kalo pengen mandi ada yang masakin air hangat. Hufh, aku jadi kangen telor ceplok plus kecap bikinan ibuku. Sederhana padahal, cuma telor ceplok. Tapi telor ceplok buatan ibu ku itu istimewa entah karena dikasih bumbu apa. Karena ada cinta seorang ibu kali yak. Hehe

Jadi ceritanya aku udah empat hari ini demam gak jelas. Turun naik gak karuan panasnya. Menggigil sendirian dibalik selimut sambil ngigau macem-macem (kebiasaan kalo demam, entah apa yang aku igaukan pas lagi panas-panasnya -__-). Lidah rasanya pait banget bahkan minum air putih pun bikin aku rasanya pengen muntah. Hoek, paiiit bangeeeet.. >.<

sebenarnya udah was-was juga sih, di daerah sekitarku lagi musim-musimnya demam berdarah. Terkadang jadi mikir yang enggak-enggak. Tapi gak mungkin lah ya, Allah kan maha penyayang. Gak mungkin ngasih aku penyakit parah justru disaat ujian UTS tinggal H minus beberapa jam. Besok UTS cobaaa.. belum belajar, megang buku masih puyeng. Perut masih mual, bawaannya masih pengen tiduran.

Masih bersyukur sih, punya temen-temen yang care gak ada habisnya. Ada yang nganterin sarapan, ada yang nemenin waktu ngecek ke klinik kampus, ada yang tiap bentar sms nanyain perkembanganku. Bahkan abg dokter yang ada di Padang tiap bentar nelponin nanyain keadaanku. Tapi walau begitu, tetep aja kayaknya sakit dirumah itu rasanya lebih enak. :(
Bahkan demam kayak gini rasanya tu jauh lebih ga enak daripada penyakit aku yang satu lagi itu kumat. Habisnya, kalo demam efeknya bener-bener kemana-mana.

Belum lagi, karena sendirian di kosan, gara-gara sakit ini kosan jadi bener-bener gak keperhatiin. Berantakan udah kayak kapal pecah. Cucian numpuk, setrikaan ngegunung. Weleh.. malah ngasih pe-er kalo ntar udah sembuh. Kerja bakti dulu ngebersihin kosan yang super ampun berantakan ini. padahal kan kalo dirumah mana adaaaa, sakit mah ya sakit aja. Gak perlu mikirin hal tetek bengek macam ini. huweee... jadi pengen pulang kan T.T

Jadi inget aja waktu sakit cacar dulu. Demam tinggi juga. Walau rasanya bener-bener gak nyaman, tapi karena dapet ‘service’ khusus sebagai orang sakit dari keluarga, aku jadi betah-betah aja ngelewatinnya. Hah, mau gimana lagi yak. Toh merantau emang pilihan hidup aku sendiri :O

Sekarang ini demamnya udah turun, udah bisa ngetik di leptop *makanya iseng banget nulis beginian*
Cuma lidah aja yang rasanya masih pait gak ketulungan, jadinya belum nafsu makan. Semoga aja cepet baikan seiring ilang demamnya. Kapok ah sakit selama masih jadi anak kosan. lain kali aku harus bener-bener ngejaga lagi kesehatan ini. Besok ujian mikrobiologi, dan aku bener-bener belum belajar sama sekali. Hah, ya udahlah yaa, pasrah aja dah. Semoga besok bener-bener sehat, dan semoga besok Allah ngasih mukjizat biar bisa ngisi soal-soal ujiannya dengan lancar. Amiiiin >.<





Read More »»

Rabu, 20 Maret 2013

masa lalu


Masa lalu

Maaf jika aku ingin melupakan semuanya. Dari awal hingga akhir, tak bersisa. Maaf jika aku telah merobek lembaran-lembaran yang pernah ada, membakarnya, dan kini telah menjadi abu entah dimana. Maaf karena aku juga melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan : menghapus semua cerita dengan satu kali ‘delete’. Dan maaf, karena kini, hanya ada sesal yang tertinggal karena telah pernah mengenalmu. Masa lalu.

Aku ingin kembali mencari diriku yang dulu, sebelum bertemu denganmu. Aku yang lebih periang, aku yang lebih kuat, aku yang lebih baik. Aku ingin me-reset ulang semuanya, mengubah cerita yang pernah ada, dan menggantimu dengan tokoh yang sebenarnya (kelak). Karena kau ternyata hanya kesemuan belaka, ilusi yang tak pernah ada.

Aku bukan lagi seperti orang yang kau kenal, begitu juga kau yang sekarang tak lagi aku kenal. Jadi, tak perlu lagi ada sapaan, atau bertanya tentang kabar. Karena sekarang, kita bukan lagi orang yang saling mengenali.

sekali lagi maaf, karena inilah aku yang sekarang. Tak ingin lagi mengingat masa lalu.
Jadi, tolong pergilah. Menjauhlah. Menghilanglah bersama abu lembaran-lembaran yang telah aku bakar. Aku mohon.


Read More »»

happy birthday, mom :D

#18 Maret 2013
You held my hand when i walked, You caught me before i fell,
You taught me to stay strong and believe in myself.
You did so much for me.
I cannot thank you enough.
For all the love, pray, and care you have given to me.
you are undying love, Thank you for being there when i needed you over the years.
happy birthday, my beloved mom! barakillah fiumrik.. may Allah always keep you healthy, bless and protect you wherever you are.
hope this naughty little girl will be a mother like you someday. :')

Barakillah fiumrik, ummi :)
uhibbuki fillah! >.<

dan akhirnya, sampai juga ummi pada usia 41 tahun ini. satu hal yang teteh sadari, disaat teteh beranjak semakin dewasa, maka ummi juga beranjak semakin tua selama mengajarkan teteh kedewasaan. Disaat inilah teteh juga mulai punya tanggung jawab untuk membalas semua jasa-jasa ummi kan? Walau sepersekian persen pun tak akan pernah sampai untuk terbalaskan.

Ummi, bagaimanalah teteh harus mengurai rasa syukur karena telah dilahirkan dari rahim ummi? Seorang ibu yang hingga sekarang pun tak pernah letih memberi bekal ‘bagaimana caranya menjadi perempuan sholehah’ itu. Seandainya ada mesin waktu, ingin sekali rasanya kembali ke masa-masa dahulu untuk memperbaiki semua kesalahan yang pernah teteh perbuat pada ummi. Ingin sekali rasanya mencabut duri-duri yang dulu teteh tancapkan saat diri ini masih juga keras kepala. Ingin sekali rasanya menghapus tiap tetesan airmata ummi yang jatuh karena sikap teteh yang sulit untuk menurut. Jika di dunia ini hanya boleh meminta satu keinginan, teteh hanya ingin itu, hanya ingin bisa mengobati semua luka yang teteh toreh di hati ummi. Maafkan anakmu yang masih dalam proses menuju dewasa ini ya, mi. Teteh terlalu takut untuk menjadi anak durhaka, namun sikap masih saja sering seenaknya. Bagaimanalah teteh bisa menebus kesalahan-kesalahan lama itu, mi? :’)

Terima kasih, mi.. atas semua pengorbanan ummi mulai dari saat teteh masih berupa janin di rahim. Ummi masih terlalu muda saat itu, tetapi sudah harus berjuang menjaga kandungan anak pertama ummi ini walau dengan segala kesulitan hidup yang ada. Terima kasih karena ummi mau menanggung rasa sakitnya pertama kali melahirkan anak. Terima kasih karena sudah terjaga di tengah malam saat teteh merengek minta disusui, terima kasih juga karena telah mengurusi teteh setiap teteh sakit. Terima kasih karena telah menjadi benteng pertama teteh saat lingkungan luar menganggu teteh. Terima kasih atas kesabaran ummi selama ini, atas semua jasa tanpa pamrih ummi yang tak berbilang, atas semua doa-doa ummi untuk teteh yang kerap ummi untaikan di malam-malam sepertiga..

Dan maaf, maaf karena sejak teteh lahir pun teteh sudah menorehkan rasa sakit pada ummi. Sifat membangkang teteh, sifat keras kepala teteh, sifat kekanak-kanakan teteh yang seringkali membuat ummi menangis. Maaf karena seringkali terlontar kata-kata kasar dari bibir yang tak tau diri ini, mi. Maaf karena pernah membanting pintu kamar disaat ummi sedang menasehati teteh hal-hal yang baik. Maaf karena pernah berbohong pada ummi padahal ummi sudah bersusah payah mengajarkan teteh untuk menjadi pribadi yang jujur. Maaf, maafkan teteh, mi..

Semoga ke depannya, teteh dan adek-adek bisa semakin menjadi anak yang baik ya, mi :)
Menjadi anak yang sholeh dan sholehah, yang nantinya bisa menjadi bekal bagi ummi dan abi di ‘masa’ yang akan datang. Semoga Allah selalu menjaga umi, dari bahaya dunia maupun akhirat dimanapun dan kapanpun ummi berada. Semoga Allah melindungi ummi dari dosa maupun fitnah. Semoga keluarga kita selalu berada dalam sakinah, mawaddah dan warrohmah. Semoga umur ummi selama ini, juga umur ummi nantinya di tahun-tahun ke depan selalu di berkahi Allah. Semoga Allah selalu memberikan ummi kesehatan, dan memberi ummi umur yang panjang, sehingga kelak, ummi bisa menyaksikan satu persatu anak-anak ummi ini sukses dan membanggakan :)

Barakillah fi miladik, ummi. Happy birthday, mom! My bestie mom :)



Read More »»