Sebenernya, selama 18 tahun aku hidup sebelumnya, sama sekali tak pernah terpikirkan bahwa saat memasuki dunia kuliah aku akan bersahabat dengan hewan reptil, khususnya ular. Bisa dibilang dulu aku merasa agak ngeri juga dengan makhluk yang satu itu, karena kebanyakan film yang aku tonton tentang hewan itu sudah pasti memperlihatkan sisi keganasannya. Sebut aja film anaconda yang bisa melahap tubuh manusia dewasa dalam sekali telan, atau tentang film ular derik yang katanya bisa-nya dapat menular kemana-mana, atau juga film tentang ular kobra yang kelihatan mengerikan saat tubuhnya sudah membentuk seperti sendok. Macam-macam dah. Tapi entah kenapa, bagiku sekarang, hampir setiap ular itu terlihat lucu dan menggemaskan >.<!
Berawal dari mas tanjung yang memperkenalkan aku dengan momo (Ptyas mucosus) pas perkenalan kelompok studi di masa ospek dulu. Itulah pertama kalinya aku memegang hewan panjang meliuk-liuk itu. Awalnya gemetaran, takut-takut ular itu mengigit, atau tiba-tiba menyerangku. Tapi kata mas tanjung dulu, asal kita memegangnya dengan perlahan, gak kagetan, bisa membuat ular itu nyaman, maka semuanya akan aman-aman aja. Jadilah sejak itu aku berteman bahkan bersahabat dengan ular. Setiap kali melihat ular rasanya aku exited ingin berkenalan secara langsung! Ingin berkesempatan memegangnya, melilitkannya ditangan atau dileher sendiri (yang gak berbisa tentunya, karna kalau untuk ular berbisa, ada treatment khusus kalau ingin megang). Ada macam-macam ular yang sempat dipelihara di liang. Mulai dari ular python, macam-macam colubrid, bahkan kobra pun ada. Beberapa dari mereka sudah ada yang berhasil aku akrabi :D
Pengalaman yang paling menegangkan sekaligus menyenangkan adalah saat aku belajar handling ular kobra dengan tangan kosong. Tanpa alat, tanpa pengaman, hanya bermodal teknik amatiran, kehati-hatian dan kesiap-siagaan(halah). Waktu itu hari libur, di rerumputan kampus untuk pertama kalinya aku belajar ‘pedekate’ dengan yang namanya kobra, ular yang dikenal orang-orang awam sebagai ular yang paling nyeremin. Padahal menurut para senior ahli serpentes di KSH, justru nge-handling kobra itu jauh lebih gampang dibandingkan ular-ular lainnya. Asal kita tau tekniknya, dan bisa tenang gak panikan, pasti itu kobra bisa ditaklukan. Deg-degan gila saat jarak antara aku dan si kobra itu kurang dari semeter, waktu itu aku masih tremor sama yang namanya ular berbisa. Masih belum berani megang ular berbisa apalagi ular sekelas kobra yang punya toksin tipe neurotoksin. Sekali gigit, walau sedikit, akibatnya bisa bener-bener fatal. Tapi setelah sekian lama berlaga ditengah rerumputan(helah..), akhirnya ular kobra itu berhasil juga aku tangkap dengan tangan sendiri. Yeay! >.<! bener-bener girang dan pengen teriak dalam hati. Saat itu cuma satu yang aku pikirin, coba aja adek-adekku bisa melihat aksi kakaknya ini yang sedang menantang maut. Hahaha.. ngedadak ngerasa keren saat itu juga XD
with Enhydris, Xenochrophis, Morelia and Ptyas mucosus |
Megang ular, mungkin emang udah biasa bagi anak-anak KSH. Tapi kalau digigit ular, hanya orang-orang beruntunglah yang bisa merasakannya, haha. Aku pernah sengaja digigit oleh ular Gonyosoma oxycephala. Ular hijau panjang yang hiperaktif, bener-bener hiperaktif. Kalau ular ini dilepas buat latihan handling, bisa-bisa semua anak serpentes dikerahkan untuk menjinakkan ular hiperaktif itu. Ngamuk kerjaannya, brutal banget dan gak ramah walaupun sama yang punya. Ckckck.. tapi justru disitulah nilai tantangannya buat bisa akrab dengan ular itu. Gimana rasanya digigit? Haha, susah sih dijelasinnya, kalau mau tau ya coba aja sendiri :p rasanya unik >.<!
Kalau digigit sama ular yang gak berbisa, insyaAllah bakal aman-aman aja. Cuma berdarah-darah dan ninggalin bekas luka yang dalam waktu beberapa lama bisa kering sendiri. Semua jadi masalah kalau yang mengigit itu adalah ular berbisa, sekecil apapun, kalau ularnya itu punya bisa tinggi, tetep aja berbahaya bahkan bisa menyebabkan kematian. Bahkan kata para senior, bayi ular berbisa itu jauh lebih bahaya daripada ular dewasa, karena dia masih kecil, belum ngerti gimana caranya mengontrol berapa banyak bisa yang harus dia keluarkan saat mengigit mangsanya. Bisa-bisa semua ‘bisa’ yang dia punya dia keluarkan untuk mangsanya, dan itu bakal jauh lebih berbahaya lagi. Ini dia yang awalnya bikin aku masih enggan megang ular berbisa(sebelum berhasil handling cobra). Kita gak pernah tau seberuntung apa kita disaat sedang berhadapan dengan ular berbisa. Sebelumnya ada sih, seniorku di KSH yang kegigit ular cobra waktu latihan handling. Alhasil, senior aku itu langsung dilarikan ke rumah sakit dan harus dirawat beberapa hari. Dan biaya yang keluar bener-bener gak sedikit untuk perawatan gigitan ular berbisa tinggi itu. Untung aja cepet penanganannya, langsung dikasih anti venom saat itu juga. Kalau terlambat, yah, wallahu a’lam >__<
Pernah di satu moment, aku nemu ular yang masih bayi di rerumputan kampus. Namanya ular Rhabdophis sp. Iseng, dan naluri ‘pengen kenalan’ku pun langsung on! dengan sedikit berusaha akhirnya bayi ular itupun berhasil aku pegang dengan tangan sendiri. Yah, yang namanya juga pertahan diri dari hewan, saat aku pegang spontan bayi ular yang lucu imut-imut itu langsung menggigit jari telunjuk kanan-ku. Teng... aku sempat terpana beberapa saat melihat bagaiman si bocah ular itu menggigit jariku. Temenku yang panik gak karuan, karena ternyata, si bocah kecil itu adalah ular berbisa. Maklum, ilmuku tentang ular juga sebenernya masih cetek banget, jadinya lupa gitu kalo ular yang aku tangkep ternyata berbisa. Hehee.. dan akhirnya saat itu juga aku langsung dibawa ke UGD. Wewwh.. -__-
Untunglah aku hanya sebagai korban gigitan kering (gigitan kosong) dari si baby Rhabdophis itu. Artinya, dia belum sempat mentransfer bisanya ke jariku yang sangat beruntung ini. itu karena ular Rhabdopis adalah ular dari familia Colubridae yang memiliki tipe gigi bisa ophistoglypha(gigi bisa dibelakang). Jadi, saat menggigit mangsanya, butuh proses agak lama untuk bisa mengeluarkan ‘bisa’nya pada mangsa. Fiuuuh... untunglah aku selamat :D gak kebayang kalau bener-bener sempet kena ‘bisa’nya. Bakal harus diinfus antivenom dan dirawat di rumah sakit, dan itu semua biayanya MAHAL! Yakalii.. bisa kaget juga kan keluarga di rumah kalo aku minta duit untuk biaya rumah sakit karena digigit ular berbisa. Bisa-bisa ditarik balik ke Padang lagi .__.
Rhabdophis *imut kan?? >__< |
Tapi pengalaman digigit ular berbisa itu (walaupun yang gigit masih baby), adalah pengalaman yang paliiiing keren kedua setelah pengalamanku handling Cobra sebelumnya. Mendadak jadi artis saat itu juga. Haha.. Karena saat itu juga banyak yang pada nanyain kondisi aku setelah digigit. Terutama anak-anak liang, mereka malah rame banget nyorakin keisengan aku yang berbuah masuk UGD itu. Lagian ular berbisa pake ditangkep-tangkep segala -__-
Untuk selanjutnya, sebenernya aku pengen banget bisa lebih mengenal seluk beluk tentang ular. Pengen juga jadi ‘ahlinya’ ular di KSH. Tapi karena sesuatu dan lain hal, juga karena kesibukan akademik yang lebih menekan, jadinya aku gak bisa fokus memperdalam ilmu tentang ular. But, it’s okey! Karena bisa akrab dengan ular aja, itu udah bener-bener jadi pengalaman hebat buatku! :D
Jangan lupa follback blg abang ya...
BalasHapusawas kalo gak... :D