Minggu, 13 Mei 2012

Sudah biasa


Aku sudah terbiasa. Seperti tadi. Beberapa menit sebelum ujian responsi dimulai. Ditengah hiruk pikuk suara orang-orang yang mendiskusikan materi ujian, ngiung menderu seiring komat-kamit mulut mereka, terduduk diantara 200 mahasiswa yang sama-sama menanti bel berbunyi. Di koridor sempit, benar-benar di tengah keramaian yang menyesakkan. Aku sendiri, terdiam, duduk berjongkok menatap langit-langit. Sesekali menoleh kanan dan kiri, masih dengan mulut yang bungkam. Sesak. Sesekali mendesah, menghela nafas panjang, menggigit bibir, mengepalkan tangan..

Seperti yang aku bilang, aku sudah biasa. Menahan sakitnya sendirian di tengah keramaian..

“menyebalkan! Kenapa selalu datang semaunya? Aku mau ujian, sebentar lagi! apa tidak bisa kita tunda setelah ujian ini selesai? Setelah itu, terserah. Mau berjam-jam pun kau menggerogoti jantungku, aku siap.”



Setidaknya, aku ingin kejelasan. Jika kau memang ingin berlama-lama ditubuhku, bilang. Katakan padaku dengan jujur, atau katakan pada dokter yang memeriksaku. Jangan datang dan pergi begitu saja, jangan membuat aku bingung. Jangan mengganggu hidupku yang aku harap masih panjang ini! aku tahu, mungkin bukan karenamu aku akan mati, tapi karenamu, hidupku tidak akan pernah tenang..

#ya Allah.. bukan maksud mengutuki takdir terindah yang telah kau rancang untukku. Hanya saja, terkadang aku bertemu dengan titik jenuh. Lelah terus dipermainkan olehnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar