Minggu, 01 Juli 2012

Semoga


Kabar itu membuat nafsu makanku mendadak hilang. Bukan karena saking buruknya sebuah kabar itu, bukan.. Tapi justru karena sebaliknya. bisa dibilang.. mendengar kabar itu aku seolah-olah menemukan sebuah oase di tengah padang pasir yang terik. Bulu kuduk-ku merinding, hatiku meletup-letup. Kabar ini kabar bahagia. Lalu, kenapa nafsu makanku hilang? Hmm, entahlah. Entah apa yang bereaksi dalam tubuhku saat mendengar kabar menggembirakan ini sehingga rasa laparku bisa menguap begitu saja..

Hm.. mungkin sebenarnya kabar ini belum-lah utuh sebagai sebuah kabar gembira. Masih berupa sebuah kesempatan untuk mendapatkan ‘kabar bahagia’ itu. Tapi hatiku sudah terlanjur mengucap syukur. Allah telah memperlihatkan pintu itu padaku. Pintu menuju jalan keluar dari permasalahan yang aku hadapi kini. Ah, bukan masalah sih sebenarnya, tapi hanya sesuatu yang sesekali mengganggu pikiranku. Dan saat pintu itu kini terlihat di depan mataku, hatiku mulai merasa lega.

Kabar apa itu?

Hm.. hm.. Aku masih belum bisa menuliskannya disini. Kabar ini masih berupa ‘kesempatan’, bukan sesuatu hal yang kini sudah ada dalam genggamanku. Untuk sekarang, aku hanya dapat  menatap ‘pintu’ itu, tapi belum bisa memasukinya. Masih ada bebrapa proses yang harus aku tempuh untuk dapat memasukinya. Masih ada beberapa langkah lagi menuju pintu itu. jadi, aku belum bisa mengabarkannya pada banyak orang, sekarang. Semoga saja, semoga pintu yang sudah Allah perlihatkan itu benar-benar bisa aku masuki. Karena [entah bagi orang lain] bagiku, kabar ini begitu berarti.

Mungkin ini terkesan berbelit. aku sendiri bingung mekmaknai kalimat-kalimat di atas. Aku hanya ingin mencoba mengurai rasa syukur ini. Ketika aku dihadapkan pada KuasaNya, pada keadilanNya, pada kasih sayangNya. Yang kali ini kembali membuat air mataku setetes dua tetes menyembul dari sudut mataku. Aku terharu. Terharu akan cintaNya yang tak pernah habis untukku, padahal aku seringkali melupakanNya di sela-sela langkahku disini. Padahal aku masih saja berlangganan untuk lalai dalam menjalankan perintahNya. Padahal aku masih sering menduakanNya dengan hal-hal dunia yang sebenarnya sama sekali tak menjanjikan kebahagiaanku. 

Tapi Allah, selalu mengingatku.

Selalu mendengar doaku. Selalu menuntunku ketika aku kehilangan arah. Selalu melapangkan hatiku ketika terasa sempit. Selalu, selalu menerima aku kembali walau dengan segunung dosa.. hari ini, ketika telingaku mendengar kabar itu, hatiku bergetar. Karena aku merasakan dekatnya Allah. Karena aku merasakan Maha Mendengarnya Ia.. 

Aku menatap tulisan-tulisan penyemangat di dinding kamarku. Mataku terpaku pada sebuah kalimat,

“Allah tahu, tapi menunggu. Semua akan indah pada waktunya.”

semua ada waktunya. semoga kesempatan ini dapat aku genggam. Semoga aku bisa memasuki pintu itu. Semoga..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar