#18 Maret 2013
You held my hand when i walked, You caught me before i fell,
You taught me to stay strong and believe in myself.
You did so much for me.
I cannot thank you enough.
For all the love, pray, and care you have given to me.
you are undying love, Thank you for being there when i needed you over the years.
happy birthday, my beloved mom! barakillah fiumrik.. may Allah always keep you healthy, bless and protect you wherever you are.
hope this naughty little girl will be a mother like you someday. :')
Barakillah fiumrik, ummi :)
uhibbuki fillah! >.<
dan akhirnya, sampai juga ummi pada usia 41 tahun ini. satu hal yang teteh sadari, disaat teteh beranjak semakin dewasa, maka ummi juga beranjak semakin tua selama mengajarkan teteh kedewasaan. Disaat inilah teteh juga mulai punya tanggung jawab untuk membalas semua jasa-jasa ummi kan? Walau sepersekian persen pun tak akan pernah sampai untuk terbalaskan.
Ummi, bagaimanalah teteh harus mengurai rasa syukur karena telah dilahirkan dari rahim ummi? Seorang ibu yang hingga sekarang pun tak pernah letih memberi bekal ‘bagaimana caranya menjadi perempuan sholehah’ itu. Seandainya ada mesin waktu, ingin sekali rasanya kembali ke masa-masa dahulu untuk memperbaiki semua kesalahan yang pernah teteh perbuat pada ummi. Ingin sekali rasanya mencabut duri-duri yang dulu teteh tancapkan saat diri ini masih juga keras kepala. Ingin sekali rasanya menghapus tiap tetesan airmata ummi yang jatuh karena sikap teteh yang sulit untuk menurut. Jika di dunia ini hanya boleh meminta satu keinginan, teteh hanya ingin itu, hanya ingin bisa mengobati semua luka yang teteh toreh di hati ummi. Maafkan anakmu yang masih dalam proses menuju dewasa ini ya, mi. Teteh terlalu takut untuk menjadi anak durhaka, namun sikap masih saja sering seenaknya. Bagaimanalah teteh bisa menebus kesalahan-kesalahan lama itu, mi? :’)
Terima kasih, mi.. atas semua pengorbanan ummi mulai dari saat teteh masih berupa janin di rahim. Ummi masih terlalu muda saat itu, tetapi sudah harus berjuang menjaga kandungan anak pertama ummi ini walau dengan segala kesulitan hidup yang ada. Terima kasih karena ummi mau menanggung rasa sakitnya pertama kali melahirkan anak. Terima kasih karena sudah terjaga di tengah malam saat teteh merengek minta disusui, terima kasih juga karena telah mengurusi teteh setiap teteh sakit. Terima kasih karena telah menjadi benteng pertama teteh saat lingkungan luar menganggu teteh. Terima kasih atas kesabaran ummi selama ini, atas semua jasa tanpa pamrih ummi yang tak berbilang, atas semua doa-doa ummi untuk teteh yang kerap ummi untaikan di malam-malam sepertiga..
Dan maaf, maaf karena sejak teteh lahir pun teteh sudah menorehkan rasa sakit pada ummi. Sifat membangkang teteh, sifat keras kepala teteh, sifat kekanak-kanakan teteh yang seringkali membuat ummi menangis. Maaf karena seringkali terlontar kata-kata kasar dari bibir yang tak tau diri ini, mi. Maaf karena pernah membanting pintu kamar disaat ummi sedang menasehati teteh hal-hal yang baik. Maaf karena pernah berbohong pada ummi padahal ummi sudah bersusah payah mengajarkan teteh untuk menjadi pribadi yang jujur. Maaf, maafkan teteh, mi..
Semoga ke depannya, teteh dan adek-adek bisa semakin menjadi anak yang baik ya, mi :)
Menjadi anak yang sholeh dan sholehah, yang nantinya bisa menjadi bekal bagi ummi dan abi di ‘masa’ yang akan datang. Semoga Allah selalu menjaga umi, dari bahaya dunia maupun akhirat dimanapun dan kapanpun ummi berada. Semoga Allah melindungi ummi dari dosa maupun fitnah. Semoga keluarga kita selalu berada dalam sakinah, mawaddah dan warrohmah. Semoga umur ummi selama ini, juga umur ummi nantinya di tahun-tahun ke depan selalu di berkahi Allah. Semoga Allah selalu memberikan ummi kesehatan, dan memberi ummi umur yang panjang, sehingga kelak, ummi bisa menyaksikan satu persatu anak-anak ummi ini sukses dan membanggakan :)
Barakillah fi miladik, ummi. Happy birthday, mom! My bestie mom :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar