Sabtu, 22 Januari 2011

hati yang MERDEKA!



Seorang sahabat mengirimiku sebuah pesan singkat,

“hei, selamat! Hati yang merdeka… :D”

Senyumku mengembang membacanya. Entah dia benar-benar mengerti apa yang aku maksud dengan hati yang merdeka ini atau tidak. Tapi aku senang ada seseorang yang ikut merayakan kemerdekaanku ini.

Hati yang merdeka…. Kenapa? Kenapa hati ini merdeka? Merdeka dari apa? Penjajah apa? Apa maksud kalimat ini??
Salah seorang sahabatku juga pernah menanyakan pertanyaan2 ini. Lagi-lagi, aku hanya membalas dengan tersenyum. :)

Hanya aku yang tahu maksud sebenarnya dari kalimat ini. “hati yang MERDEKA”. Ya, hanya aku sendiri yang benar-benar tahu. aku sendiri yang merasa terjajah, aku sendiri yang merasa tidak bebas, aku sendiri yang merasa terikat. Karna itulah, hanya aku yang tahu arti dari kemerdekaan ini.

Sekarang aku bisa menghirup udara kebebasan itu. Yang mengisi paru-paruku dengan semangat, yang dengan bantuan jantungku, di edarkan ke seluruh pembuluh darahku. Aku bersyukur… bersyukur padaNya, yang telah memberiku kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan yang sempat melanda. Kekuatan untuk memperbaiki semuanya. Kekuatan untuk me-reset semuanya, menjadi lebih baik. Kekuatan untuk menemukan pijakan2 baru, yang akan memantapkan langkahku.

Ya! Semangat itu hampir memenuhi setiap sudut hatiku. Hingga tak ada lagi tempat yang bisa aku kosongkan untuk hal2 yang akan menggangguku.

Yang ada di depan mataku sekarang adalah sebuah bangunan yang sudah lama tak kulihat. Memori masa kecilku, yang hampir tiap sebentar aku habiskan disana. Senang berkeliaran di antara bangunan-bangunan megah itu. Berlari-lari bersama adikku, diantara pohon-pohon tinggi dari zaman belanda. Memunguti buah kenari yang jatuh, di rerumputan taman bangunan itu. Keluar masuk dari lift, berayun-ayun di rantai yang menggantung disalah satu bangunan. Saat itu aku merasa rantai itu adalah akar beringin yang sangat kuat, dan akulah tarzan kecilnya.

Bangunan itu… sebuah universitas yang belakangan ini sering membuatku sulit untuk bernapas karna begitu menginginkannya. Dulu ayahku sekolah disana, dan sekarang aku pun ingin bersekolah disana. Ingin, ingin sekali!

Karna itulah, hati yang merdeka ini harus terus aku jaga kemerdekaannya. Ternyata memang benar. Penjajah itu tak akan pernah berhenti merebut kemerdekaan yang telah tergenggam ini. Ujiannya lebih berat, terkadang mereka lebih kuat. Tapi aku tak akan membiarkan penjajah-penjajah itu kembali menguasai hati ini. Kembali melilit hati ini. Aku harus fokus kembali membangun hati yang pernah porak poranda ini. Kembali membangun benteng2 kokoh, pagar2 kuat. Hati ini harus terus merdeka! Sampai cita-citaku benar-benar terwujud.

Aku tahu, seberapa besarpun aku ingin, hasil yang aku dapat hanyalah diriNya yang menentukan. Aku pasrah… pasrah pada kuasaNya. Yang aku tahu aku hanya harus berusaha dan terus berusaha. Apapun hasilnya, pasti itulah jalan yang terbaik yang harus aku lalui. Terima kasih ya Rabb… karna hati ini merdeka, aku pun bisa merasakan semangat ini.

Hati yang MERDEKA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar