Semua orang berubah, satu persatu, menjadi sesuatu yang
baru, menjadi sosok lain yang tak lagi aku kenali. Sebegitu mengerikannya kah hidup
ini? hingga terkadang mengikis ‘jiwa’ seseorang, menenggelamkan sebuah jati
diri, memaksa untuk menjadi orang lain. Mereka bilang ini hal yang sangat
wajar, waktu memang bisa berbicara banyak. Mengubah semua cerita,
membolak-balikkan takdir. Tapi entah kenapa, aku, menjadi satu-satunya orang yang
tak mengerti.
Satu-satunya yang masih terjebak dengan cerita lama. Satu-satunya
yang merasa yakin mereka semua masih sama, seperti dulu, saat tawaku masih berderai
bersama mereka. Aku pikir waktu hanya membekukan kehangatannya sementara, saat
jarak kembali dekat, semua bisa mencair kembali. Hal yang dulu terasa lucu
bagiku dan mereka, kukira masih akan tetap terasa lucu hingga sekarang. Ya, aku
kira, karena ternyata aku salah. Semua orang telah berubah, satu persatu.
Apa waktuku yang berputar begitu lambat? Tak bisa menyamai
mereka. Tak mengerti asbab perubahan-perubahan mereka. Mereka yang dulu, yang
aku kenal dengan baik, kini tiba-tiba hilang entah kemana. Saat kutemui
wujudnya, wajahnya masih sama, senyum mereka masih sama, namun jiwa mereka
terasa seperti orang lain. Yang dulu hangat, entah mengapa kini menjadi dingin.
Yang dulu memiliki senyum ceria, entah mengapa kini menjadi begitu serius. Yang
dulu berprinsip, entah mengapa kini mudah tergoyahkan. Mendadak aku rindu
sosok-sosok mereka yang dulu.
Atau mungkin, aku satu-satunya orang yang tak menyadari
bahwa aku pun berubah. Berubah entah menjadi apa, entah seperti apa. Apa dewasa
itu artinya menjadi sosok yang lain? apa itu alasannya mengapa orang dewasa
begitu berbeda dengan anak-anak? Karena waktu memang punya hak untuk berbicara
banyak? Lagi dan lagi, aku tak mengerti. Sama tak mengertinya saat tak lagi aku
temui sosok yang ‘dulu’ dalam dirimu. Ya.. semua orang memang berubah, entah
semakin baik, atau semakin buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar