Kamis, 06 Juni 2013

Motivasi dari Bang Tere Liye

Berawal dari novel yang judulnya “Hafalan Surat Delisa”, aku jadi suka banget dengan karya-karyanya bang Tere Liye. Semua karyanya punya sudut pandang yang gak biasa seperti penulis-penulis lainnya, bahasanya menyentuh tapi ringan untuk dibaca, dan selalu bikin aku berasa ikut terlibat dalam cerita setiap ngebaca karya-karyanya itu. Dan yang paling bikin aku suka adalah, semua karyanya punya nilai moril bahkan berisi ajaran-ajaran islam yang dengan hebatnya dapat beliau kemas secara unik. Dan menjadi sebuah keberuntungan tersendiri buatku, bisa bertemu dan belajar dari beliau hari ini >__<

Talkshow tentang ‘Kekuatan Sebuah Pena’, dengan narasumbernya bang Tere Liye. Makasih banget pokoknya mah buat BEM KM UGM yang udah bersusah payah mengadakan acara ini dan berhasil menghadirkan bang Tere di depan mata kepalaku sendiri. Perkiraan awal, aku kira bang Tere ini seperti seorang om-om yang dari tampilannya pun terlihat religius, ternyata aku salah. Agak kaget juga sebenernya tadi, pas tiba-tiba bang Tere muncul dari salah satu pintu dengan kostum anak muda ala boyband jaman sekarang. Wuiih, penulis religius yang gaul sekali! Pas melihat wajah beliau secara langsung, aku jadi teringat dengan salah satu tokoh utama di film korea “A Gentleman’s Dignity”, rada mirip-mirip gitu. Apalagi karena beliau matanya agak-agak sipit dan tampilannya yang seperti boyband itu, jadi terlihat semakin mirip! *oke gapenting*



Ada kata-kata beliau yang agak menohokku. Sebenarnya banyak sih kata-kata beliau yang menohok dan menyemangati, tapi satu kalimat ini bener-bener membuat aku tenggelam dalam rasa penyesalan. Bang Tere bilang, “Setiap orang dapat dikalahkan oleh waktu”. Jleb, jadi keinget aja udah bertahun-tahun waktu terbuang sia-sia tanpa ada prestasi yang ngebanggain, khususnya dalam hal menulis ini. Selalu punya keinginan untuk jadi penulis hebat yang terkenal, bisa menerbitkan buku yang best seller, dan juga menjadikannya dalam bentuk film >.< gaya-gayaan doang nempelin tekad itu di dinding biar termotivasi. Tapi prakteknya, masih moody banget. Bener-bener suatu hal yang sekarang aku sesali -_-

Padahal gak sedikit juga yang bilang, “kamu bakat nulis lho ra!”, “Tulisan kamu bagus zah!”, “Ayoo.. kirimin karya-karyanya ke penerbit!”, atau gini “aku mau deh jadi pembeli pertama buku karya kamu, ra”. Bahkan dulu juga guru Bahasa Indonesia aku pernah menyuruhku mengirimkan tugas cerpen yang aku kumpulkan, ke salah satu penerbit koran. Cerpenku bagus kata beliau, dan aku punya bakat untuk menulis. Heeem.. bener-bener gak ada unsur menyombong atau gimana, tapi aku bener-bener senang dan bangga dinilai seperti itu. Hanya saja... akunya yang gak pandai memanfaatkan apa yang orang-orang sekitar sebut dengan ‘bakat’ itu. Waktu terus aja berlalu, tanpa mengasah bakat, tanpa ada karya yang berarti, dan tanpa ada keberanian untuk mengirimkan karya-karyaku ke penerbit manapun. Seperti yang dikatakan bang Tere, aku telah terkalahkan oleh waktu.

Padahal bang Tere bilang, ingin jadi penulis itu butuh konsisten, tekun dan teguh. Menulis apa saja, tentang topik apa saja mulai dari yang ringan, sepele, atau bahkan gak penting. Tapi konsisten! Jangan pernah berhenti menulis walau tulisan kita pun tidak bisa sebaik tulisan-tulisan para penulis terkenal. tapi, hey.. para penulis terkenal itupun pasti memulainya dari bawah, memulainya dari membiasakan diri dengan menulis. Hingga kemampuan menulis karya yang hebat itu datang dengan sendirinya lewat keterbiasaan kita dalam menulis. “Menulislah! Karena menulis itu adalah pekerjaan menebarkan kebaikan hingga pada batas-batas akhir. Menulis itu berarti menciptakan nyala terang dalam hidup. Dengan menulis kita bisa mengubah hidup kita sendiri, hidup orang lain, bahkan mengubah dunia” kata bang Tere.

Dari talkshow ini aku jadi tahu bagaimana menjadi penulis yang hebat itu. Harus bisa melatih diri untuk menemukan sudut pandang yang spesial dari suatu hal, berfikir kreatif tentang suatu hal yang tidak bisa orang lain pikirkan. Harus memperbanyak amunisi lagi, baca buku! Karena gimana bisa menulis dan karya kita mau dibaca orang lain kalau kitanya sendiri gak mau membaca. Bang Tere juga bilang, gak ada tulisan yang baik dan tulisan yang jelek, yang ada hanya tulisan yang relevan atau tidak relevan dengan pembaca. Mungkin bisa jadi tulisan kita dianggap tidak menarik bagi seseorang, karena seseorang tersebut merasa tulisan kita tidak relevan dengan apa yang dia alami dan ia pahami. Tapi bisa saja, ada orang lain, bahkan banyak orang yang merasa kalau tulisan kita bener-bener sesuai dengan kehidupannya sehingga dengan membaca tulisan kita orang tersebut merasa bermanfaat. Dan ketika kita merasa tulisan kita belum bisa bermanfaat bagi banyak orang, setidaknya tulisan kita bisa menemani atau menghibur pembaca yang membacanya. Jadi intinya, jangan pernah berhenti untuk menulis!



Hweew... gak ada orang yang tahu betapa merindingnya aku mendengar kata-kata beliau >.<
Benar-benar memotivasi, mencambuk, dan mengembalikan semangat lama yang telah padam. Mungkin aku memang sudah terkalahkan oleh waktu, tapi terlambat bukan berarti sama sekali tidak bisa mencapai apa yang telah orang lain capai. Aku jadi merasa harus berlari, mengejar waktu yang hilang, mencari kesempatan yang terabaikan. Walau sekarang aku sendiri masih terjebak dalam tumpukan-tumpukan laporan dan tugas kuliah, tapi aku tetap yakin, suatu saat pasti bisa. Pasti bisa seperti bang Tere Liye! Fighto, raaaa!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar