Jumat, 26 November 2010

Seorang Buruh

(dari buku : Chicken soup for the soul)

Aku bukanlah orang yang suka menguping percakapan orang lain. Tapi pada suatu malam, sewaktu aku melintasi halaman rumah kami, aku ternyata melakukannya. Istriku sedang berbicara pada anak bungsu kami selagi ia duduk di lantai dapur. Jadi aku berhenti untuk mendengarkan di luar pintu belakang.
Sepertinya ia mendengar beberapa anak menyobongkan pekerjaan ayah mereka. Bahwa semuanya para eksekutif hebat… lalu mereka bertanya pada Bob, anak kami,

“Papamu memilki karier bagus macam apa?” mulailah mereka bertanya.
Bob bergumam perlahan sambil memalingkan muka, “Ia hanya seorang buruh.”
Istriku yang baik menunggu sampai mereka semua pergi, lalu memanggil masuk putra kami. Katanya, “Mama ingin bicara sama kamu, Nak.” Seraya mencium pipinya yang berlesung pipit.

“Kamu bilang, papamu hanya seorang buruh, dan apa yang kamu katakan itu betul. Tapi mama ragu, apakah kamu tahu apa arti sebenarnya, jadi mama akan menjelaskan padamu.”

“Dalam seluruh industri yang membuat negri kita hebat, dalam semua toko dan warung dan truk yang menarik muatan setiap hari…
Setiap kali kamu melihat rumah baru di bangun, ingatlah, anakku. Diperlukan seorang buruh biasa untuk mengerjakan pekerjaan besar itu!”

“Memang benar para ekslusif hebat punya meja bagus dan selalu rapi sepanjang hari. Mereka merencanakan proyek besar untuk diselesaikan… dan mengirim memo untuk disampaikan. Tapi untuk mengubah impian mereka menjadi kenyataan, ingatlah ini, anakku. Perlu seorang buruh biasa untuk menyelesaikan pekerjaan besar itu!”

“Kalau semua bos meninggalkan meja mereka dan libur selama setahun. Roda industri masih bisa berjalan, berputar dengan cepat. Jika orang seperti papamu berhenti bekerja, industri itu tak bisa berjalan. Perlu seorang buruh biasa untuk menyelesaikan pekerjaan besar itu!”

Aku menelan air mata dan berdehem saat memasuki pintu. Mata putra kecilku berbinar gembira saat ia melompat dari lantai. Ia memelukku sambil berkata, “Hai, Pa, aku bangga jadi anak papa…
Karena papa adalah satu dari orang-orang istimewa yang menyelesaikan pekerjaan besar.”

Ed Peterman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar