Seorang yang shaleh pernah berkata : “Istighfar kita ini masih memerlukan istighfar”. Maksudnya, apabila seseorang mengucapkan istighfar, namun dia tidak meninggalkan maksiat yang diperbuatnya, maka istighfarnya itu masih butuh istighfar.
Sering kita temui, orang berisitghfar hanya dengan lisan mereka saja. Tidak disertai dengan kesungguhan hatinya. Mereka mengucapkan lafadz “Astaghfirullah” namun ucapan tersebut tidak mempengaruhi akhlaknya. Masih dan tetap saja melakukan maksiat tersebut. Dan sadarilah, bahkan terkadang kitapun termasuk kedalamnya…
*Astaghfirullah… >_<
Memang tak ada manusia yang tak pernah khilaf. Tidak ada manusia yang catatan amalnya benar2 bersih dari perbuatan dosa. Hal itu terjadi karena terkadang manusia kalah melawan musuh2nya. Ada banyak hal di dunia ini yang menjadi musuh sebenarnya bagi manusia. Diantaranya adalah nafsunya yang mendorongnya untuk melakukan maksiat dan menjauh dari jalan Allah. Musuhnya yang lain adalah setan, musuh yang tak akan pernah bisa membiarkan manusia melakukan amalan2 ibadah. Musuh yang akan selalu menggoda manusia sampai ajal dunia menjelang. Selain itu, musuh manusia pun bisa berupa keinginan2 yang menjauhkan diri dari jalan Allah. Dan masih ada dunia dan isinya yang seringkali menjerumuskan manusia dalam kebinasaan. Dan masih banyak lagi, yang kesemua itu harus kita perangi.
Dalam hadist, Rasulullah saw. Bersabda :
“Setiap manusia pasti banyak berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat.”
Pada hakikatnya, istighfar itu merupakan salah satu nikmat yang besar yang Allah berikan kepada orang2 beriman. Karena hanya dengan mengucapkan istighfar, dan disertai hati yang bersungguh2, dosa2 yang kita lakukan akan terhapus. Orang2 beriman mendapatkan keistimewaan dengan istighfar ini, karena hanya orang beriman sajalah yang boleh mengucapkannya. Namun seiring dengan pertambahan usia bumi, makna istighfar kini hanya menjadi ucapan di lisan belaka.
Fudhoil bin ‘Iyadh berkata, “Istighfar yang tidak disertai dengan berhenti dari dosa, adalah taubatnya para pembohong.”
Untuk itulah, kita yang dianugrahkan Allah menjadi orang2 yang beriman kepadaNya, harus benar2 mengistighfarkan diri dengan istighfarnya orang2 yang beriman. Bukan sekedar di lisan, namun juga hati kita. Dimana disaat beristighfar, kita mengucapkannya dengan niat betul2 untuk bertaubat. Sehingga kita benar2 mendapatkan ampunan dariNya.
Ada banyak waktu yang dianjurkan untuk kita beristighfar. Diantaranya adalah :
- Setelah melaksanakan ibadah.
Saat shalat, terkadang kita melakukan kesalahan yang dapat mengurangi kesempurnaannya. Untuk itulah kita beristighfar. Nabi Muhammad saw, sesudah salam dari shalat wajib, biasanya beristighfar tiga kali.
- Di waktu sahur.
Allah berfirman : “(Yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (Qs. Ali ‘imran :17)
- Ketika menutup majelis.
Dalam bermajelis, tidak jarang kita melakukan kesalahan. Baik itu pada diri sendiri maupun terhadap orang lain. Karena itulah, ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk beristighfar. Karena Allah maha mengetahui apa yang kita lakukan dalam majelis, namun kita tak menyadarinya.
- Istighfar untuk orang2 yang meninggal.
Nabi Muhammad saw, apabila selesai menguburkan mayat, beliau bersabda :
“Beristighfarlah kalian untuk saudara kalian dan mohonkanlah keteguhan untuknya, sesungguhnya sekarang ia sedang ditanya.”
Saat ditanyai dalam kubur, seorang mayit sangat membutuhkan istighfar dari saudara2nya untuk meringankan bebannya dan agar mendapatkan ampunan dari Allah.
Ada empat hukum yang berkaitan dengan istighfar, yaitu :
- Mundub/sunnah. Dimana istighafr ini dilakukan bukan hanya apabila melakukan maksiat. Tapi bisa disetiap saat. Bisa dilakukan untuk diri sendiri, orangtua, saudara, anak atau istri. Seperti firman Allah dalam surat al-muzzammil ayat 20 : “…dan mohon ampunlah kepada Allah. Sungguh Allah Maha pengampun dan Maha penyayang.”
- Wajib. Istighfar menjadi wajib hukumnya bagi orang2 mukmin yang telah melakukan dosa. Dosa sekecil apapun, akan dicatat oleh malaikat dalam catatan amal kita. Karena itu, kita diwajibkan untuk bersegera beristighfar setelah melakukan dosa. Agar kita mendapat ampunanNya, dan dosa dalam catatan amal kita dihapuskan.
- Makruh. Seperti beristighfar dibelakang jenazah. Hal ini dimakruhkan karena rasulullah tidak pernah melakukan ini. Yang dianjurkan adalah beristighfar untuk jenazah saat menshalatkannya dan memakamkannya.
- Haram, apabila seorang mu’min beristighfar untuk orang yang kafir. Seperti Rasulullah yang diharamkan untuk memohonkan ampunan bagi paman beliau. Seperti yang difirmankan Allah :
“Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang2 fasik.” (Qs. Al-Munafiqun : 6)
Buah dari istighfar…
Allah menjanjikan buah yang manis dari istighfar yang kita tanam. Ada banyak bentuk dan macamnya manfaat istighfar yang dapat kita rasakan dalam keseharian. Diantaranya yaitu :
- Allah mengampuni dosa2 orang yang memohon ampun kepadanya. Hal ini tercantum dalam firmannya:
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatn dan menganiaya dirinya, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Penganmpun lagi Maha Penyayang.” (An-nisa’ : 110)
- Salah satu faktor pembawa rezeki. Rasulullah saw. Pernah bersabda dalam hadistnya :
“Brangsiapa yang banyak beristighfar, niscaya Allah memberikan kelapangan baginya dari setiap kecemasan, jalan keluar dari setiap kesempitan, serta memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.”
Di dalam hadist ini Rasulullah mengatakan bahwa salah satu buah dari istighfar itu adalah rezeki dari Allah. Rezeki yang arahnya tidak pernah disangka-sangka dan tidak pernah terpikirkan dalam pikiran manusia. Untuk itu, ketika kita ingin mendapat kelapangan rezeki dan berkahnya, perbanyaklah istighfar. Tentu saja, istighfar yang sebenar-benarnya isitighfar.
- Jalan menuju ke surga.
Dengan di ampuninya dosa2, maka pintu menuju surga akan terbuka. Kita akan diperbolehkan untuk memasuki surgaNya dengan beristighfar. Asalkan seumur hidup kita tetap menjadi orang yang beriman.
- Sarana memperoleh kesehatan dan kekuatan.
“Dan (dia berkata), ‘Hai kaumku, mohonkanlah ampun kepada Rabbmu lalu bertaubatlah kepadaNya. Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (Al-Hud : 52)
- Sarana memperoleh kebersihan hati.
Satu dosa akan menorehkan satu noda di dalam hati kita. Karena tiu, dengan beristighfar, noda2 tersebut akan terhapus dan hati kita kembali bersih.
- Mencegah terjadinya adzab.
Seperti yang dikatakan oleh Hasan Basri, “Wahai manusia, meninggalkan dosa itu lebih mudah bagimu daripada bertaubat.” Istighfar merupakan sarana bagi kita untuk mencegah adzabNya. Seperti yang di firmankan oleh Allah :
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah(pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (Al-Anfal : 33)
- Meningkatkan derajat setelah mati.
Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda…
“Sungguh Allah akan mengangkat derajat seorang hamba di surga. Maka, kelak ia akan bertanya. ‘Ya Rabbi, mengapa saya meraih derajat seperti ini?’ Allah menjawab, ‘Karena istighfar yang dipanjatkan anakmu untukmu!” (diriwayatkan oleh Abu Hurairoh).
Karena itulah, kita sebagai seorang anak harus memperbanyak doa untuk orangtua kita. Agar beliau mendapatkan tingkat derajat yang lebih tinggi di sisi Allah, dan mendapatkan kelapangan. Sehingga, seperti itu pula lah anak kita kelak.
Dan masih banyak lagi buah yang bisa kita petik dari istighfar. Yang masing-masing orang akan berbeda buahnya.
Wahai saudara-saudariku… mari kita bersama memperbaiki istighfar kita. Agar istighfar itu bukan hanya menjadi pembasah lidah. Tetapi juga sebagai cahaya kita di surga kelak… amiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar